Skip to main content

Iklan

Iklan

Dunia

Layanan terhadap penduduk Rohingya didapati mengikut sistem 'apartheid'

Pertubuhan hak asasi kemanusiaan Amnesty International mengeluarkan laporan menyifatkan layanan Myanmar ke atas para penduduk Rohingya Islam di wilayah Rakhine, sama seperti dasar "apartheid".

Anggaran Waktu Membaca:
Diterbitkan : 21 Nov 2017 07:39PM Dikemas Kini : 21 Nov 2017 10:13PM

MYANMAR: Pertubuhan hak asasi kemanusiaan Amnesty International mengeluarkan laporan menyifatkan layanan Myanmar ke atas para penduduk Rohingya Islam di wilayah Rakhine, sama seperti dasar "apartheid".

Dalam laporan 100 muka surat yang berdasarkan kajian selama dua tahun itu, ia menggariskan bagaimana kempen pemerintah Myanmar mengekang hak kaum Rohingya untuk terus tinggal di Myanmar.

Akibatnya lebih 600,000 penduduk Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Ogos lalu.

Asas kebencian meluas warga Myanmar ke atas kaum Rohingya adalah undang-undang kewarnegaraan Myanmar.

Ia memastikan kaum Rohingya tidak mempunyai sebarang kerakyatan.

Laporan itu menambah, masyarakat Islam itu dinafikan rawatan perubatan, anak-anak mereka tidak dibenarkan ke sekolah-sekolah pemerintah dan banyak masjid diarahkan tutup.

Maka itu, Amnesty International bertegas agar kaum Rohingya yang berada di Bangladesh tidak dipaksa pulang kepada sistem apartheid.

Sumber : AFP/CNA/AA/aq
Anda suka apa yang anda baca? Ikuti perkembangan terkini dengan mengikuti kami di Facebook, Instagram, TikTok dan Telegram!

Ikuti perkembangan kami dan dapatkan Berita Terkini

Langgani buletin emel kami

Dengan mengklik hantar, saya bersetuju data peribadi saya boleh digunakan untuk menghantar artikel dari Berita, tawaran promosi dan juga untuk penyelidikan dan analisis.

Iklan

Lebih banyak artikel Berita

Iklan