Skip to main content

Iklan

Iklan

Komentar

NOTA DARI JAKARTA: Warna-warni sambutan Lebaran di Indonesia

Anggaran Waktu Membaca:
NOTA DARI JAKARTA: Warna-warni sambutan Lebaran di Indonesia

Tarian Whirling Dervish, Senayan City Jakarta, Ramadhan 2016. (Gambar: Lynda Ibrahim)

BERITAmediacorp: Tanah air dengan populasi (penduduk) Muslim terbesar di dunia, sekitar 230 juta, Ramadan dan Idul Fitri di Indonesia bisa amat bervariasi tergantung suku bangsanya, walau tentunya ada tali merah persamaan.

Mari menengok beberapa kebiasaan setahun sekali di Indonesia ini.

Dimulai dari masa menjelang Ramadan. Sebagian besar Muslim Indonesia biasa membersihkan dan berdoa di makam keluarga. Khusus untuk suku Aceh di hujung utara pulau Sumatera, cukup dekat dari Singapura, Ramadan mula dirayakan pada hari terakhir sebelum puasa dimulai.

Dinamakan Hari Meugang, keluarga Aceh berkumpul bersama dan menyantap hidangan daging sapi, kerbau atau kambing. Gulai nangka daging adalah salah satu hidangan terpopular di Aceh pada hari ini.
Gulai nangka dan sapi khas Aceh. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Setelah Ramadan berjalan, mirip dengan banyak komunitas (masyarakat) Muslim lain di dunia, Muslim Indonesia sering menyelenggarakan iftar atau buka puasa bersama.

Iftar juga sering dipakai sebagai reuni (pertemuan dengan kenalan lama), mulai dari mantan kawan sekolah, kolega kerja (rakan kerja), tetangga pemukiman (jiran tetangga), bahkan sampai komunitas berbasis (berdasarkan) hobi. Kerana sifatnya yang condong kepada kegiatan sosial ketimbang (berbanding) keagamaan, pemeluk agama lain pun kerap diundang.

Banyak kawan saya yang bukan Muslim ikut sibuk selama Ramadan kerana alumni sekolahnya, tetangganya, dan kantornya silih-berganti mengadakan acara buka puasa.

Apa menunya?

Sebenarnya tiada menu khusus berbuka puasa di Indonesia selain kehadiran makanan dan minuman manis yang umum disebut ta’jil. Yang dikategorikan ta’jil juga sebenarnya cemilan dan minuman manis yang mudah ditemui selain Ramadan seperti sirap merah, es cendol, kolak pisang atau kue-kue basah.

Menu buka puasa ditawarkan dalam bentuk prasmanan (bufet) selain 'ala carte', mulai dari rumah makan kelas menengah sampai hotel berbintang lima, kadang disertai acara hiburan mulai dari orkes muzik sampai tarian 'whirling dervish'. Walau seharusnya Muslim mengkonsumsi (memakan) makanan dan minuman lebih sedikit saat berpuasa, Ramadan adalah bulan lonjakan bisnes makanan di Indonesia.
Sebagian ta’jil di Ramadhan Buffet, Holiday Inn Bandung, April 2023. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Tarian Whirling Dervish, Senayan City Jakarta, Ramadhan 2016. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Tentunya, banyak juga Muslim Indonesia yang melewati Ramadan dengan menitikberatkan kegiatan keagamaan ketimbang (berbanding) pergaulan.

Program pesantren kilat ramai ditawarkan pondok pesantren, kegiatan iktikaf bisa ditemui di banyak masjid dan bahkan solat Tarawih berjemaah di sepuluh malam terakhir lebih ramai kerana jemaah mencari malam Lailatul Qadar.

Kembali ke derap bisnes yang terbentuk dari Ramadan dan Idul Fitri. Entah mengapa, sejak saya kecil umum Muslim Indonesia melambangkan “Kembali ke fitrah” saat Idul Fitri bukan hanya dengan pakaian bersih, namun juga baru.

Bahkan ada orang tua yang mengimpikan pakaian baru Hari Raya pada anaknya yang belum akil baligh agar berpuasa penuh.

Terlepas dari apakah ini praktek (amalan) beragama yang tepat, kebiasaan berpakaian baru saat Idul Fitri mendongkrak (mendorong) bisnes ritel (runcit) pakaian di Indonesia - jauh di atas kenaikan saat Natal (Krismas) dan Tahun Baru Cina.

Menjelang dan selama Ramadan, jenama mode terutama kategori busana santun (modest fashion) berlumba menggelar koleksi terkini mereka.

Kekayaan kreativitas (kreativiti) desainer (pereka) busana santun ini telah membuka banyak pasar eksport internasional.

Contohnya Ria Miranda, yang dalam pagelaran (pameran) tahunan kesepuluhnya baru-baru ini sampai dihadiri konsumen (pelanggan) setianya dari Malaysia.

Momentum bisnes ini juga dimanfaatkan untuk kolaborasi antara jenama, misalnya Aleza yang mengeluarkan koleksi kapsul dengan jenama kontemporari seperti Happa Happa, Rama Dauhan dan Barli Asmara.

Begitu besarnya ceruk pasar busana santun ini, sehingga bahkan produsen (penghasilan) serat kain seperti Asia Pacific Rayon selama beberapa tahun rutin menyeponsori (menyertai) Muslim Fashion Festival yang memberikan kesempatan mulai dari jenama terkenal sampai pemain baru menjanjikan seperti Geulis.
Desain Ria Miranda, Annual Show X, Desember 2022. (Gambar: Ria Miranda via Studio One)
Koleksi kapsul Aleza dengan Happa Happa, Rama Dauhan dan Barli Asmara, Maret 2023. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Desain Geulis dalam rayon viscose APR, Muffest ke-8, Maret 2023. (Gambar: Geulis)
Kemuncak semua keceriaan ini tentunya adalah Hari Raya Idul Fitri, yang juga umum disebut Lebaran di Indonesia. Prinsip “Kembali ke fitrah” juga diertikan dengan meminta maaf atas segala kekhilafan kepada orang di sekitar, terutama yang lebih tua.

Acara kumpul, disebut halal bihalal di Indonesia, dimulai dengan keluarga besar dan dilanjutkan di lingkungan pekerjaan, perumahan, dan pertemanan.

Untuk sebahagian orang Indonesia, ada tradisi memberikan wang kepada anak dan remaja, sampaikan bank di Indonesia menyediakan jasa menukar wang pecahan kecil menjelang Lebaran.

Walau stereotaip hidangan Lebaran di Indonesia adalah ketupat, sesungguhnya hidangan Lebaran berbeza antara suku bangsa di Indonesia. Berbagai kuih-muih dihidangkan, dengan tipe (jenis) kuih keringnya kebanyakan terinspirasi resipi yang ditinggalkan penjajah Belanda seperti kue nastar dan kaastengels.
Jajaran kue kering Lebaran, Pand’Or Bakery Jakarta. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Lebaran di Indonesia, walau secara rasmi hanya diberi dua hari libur (cuti umum) di kalender, secara praktis berlangsung kurang lebih seminggu di Indonesia.

Tahun ini, Pemerintah mengumumkan 19 hingga 25 April sebagai masa cuti bersama.

Pada prakteknya, kerana banyak yang mengambil cuti tambahan, seminggu sebelum dan sesudah Idul Fitri sudah kurang efektif untuk banyak pekerjaan.

Tahun ini juga diperkirakan akan terjadi arus pergerakan massa kerana mudik (homecoming) terbesar dalam sejarah Indonesia; 123 juta manusia Indonesia, dua kali populasi Inggeris Raya, akan memenuhi jalan, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang untuk berkumpul dengan keluarga besar mereka.

Bagaimana bila tak bisa jumpa? Sama dengan Natal (Krismas) dan Tahun Baru Cina, tradisi mengirim tanda kasih pun berlaku saat Lebaran.

Bila saat saya kecil dulu umumnya keranjang penganan (kudapan) atau peralatan solat, masa ini telah berkembang ke pecah-belah, peralatan olahraga dan bahkan sarung bantal hias.
Rupa-rupa hantaran Lebaran. (Gambar: Lynda Ibrahim)
Tak semua ledakan konsumsi (perbelanjaan) yang terjadi saat Ramadan dan Hari Raya di Indonesia ditujukan kepada peribadi dan keluarga. Dilakukan privet atau bersama komunitas (masyarakat) seperti alumni sekolah, banyak yang mendonasikan (mendermakan) makanan, barang dan wang untuk anak yatim piatu dan kaum dhuafa (golongan memerlukan).

Ramai juga yang mengundang iftar dan halal bihalal bersama. Menjelang tahun politik, kegiatan ini juga dilakukan oleh partai-partai (parti-parti) politik dan organisasi massa.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia berbagi dengan kaum dhuafa dan difabel di Jakarta, Ramadhan 2019. (Gambar: Yayasan Ekonomi Sembilan Satu)
Gambar 9. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Angkatan 1991 berbagi dengan kaum dhuafa dan difabel, Ramadhan 2019

Bagaimana pun pilihan yang diambil, Ramadan dan Lebaran adalah hari raya yang paling berdampak (mempengaruhi) pada irama hidup di Indonesia, bahkan untuk yang tidak beragama Islam.

Pola konsumsi (perbelanjaan), transportasi (pengangkutan) dan bahkan jam kerja berubah untuk semua lapisan masyarakat.

Dengan segala kemeriahan dan drama sebulan di sini, kami ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal aidin wal faidzin, maafkan lahir dan batin.

MENGENAI PENULIS:
Lynda Ibrahim adalah penulis dari Jakarta.
Anda suka apa yang anda baca? Ikuti perkembangan terkini dengan mengikuti kami di Facebook, Instagram, TikTok dan Telegram!

Ikuti perkembangan kami dan dapatkan Berita Terkini

Langgani buletin emel kami

Dengan mengklik hantar, saya bersetuju data peribadi saya boleh digunakan untuk menghantar artikel dari Berita, tawaran promosi dan juga untuk penyelidikan dan analisis.

Iklan

Lebih banyak artikel Berita

Iklan