NOTA DARI JAKARTA: Batik Indonesia – Warisan Budaya Yang Kaya
Anggaran Waktu Membaca:

Muzium Batik Pekalongan, Maret 2015. (Gambar: Lynda Ibrahim)
BERITAmediacorp: Batik mungkin adalah warisan budaya Indonesia yang paling dikenali dan menyebar di negara jiran selain masakan rendang.
Bagi orang Indonesia sendiri, batik umumnya dikenali dari Jawa dan Madura walau juga bisa ditemukan di beberapa daerah di Sumatera - kemungkinan besar dibawa perantau atau pedagang sejak paling tidak abad ke-19.
Pada 2 Oktober 2009 batik Indonesia diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi (tidak ternilai) oleh UNESCO untuk teknik, simbolisme dan budaya yang terkait pada pembuatannya.
Bagaimana Batik Dihasilkan?
Secara tradisional, batik terdiri dari batik tulis (hand drawn) dan batik cap (hand stamp). Inspirasi visual datang dari imaginasi sang pembatik yang kemudian dituangkan ke sehelai kain lewat canting untuk batik tulis atau alat cap dengan menggunakan sejenis tinta khusus yang disebut malam.
Beberapa batik menggabungkan metode (kaedah) tulis dan cap dalam helai yang sama. Pewarnaan batik berlangsung beberapa kali tergantung dari kerumitan visual yang dituju, apalagi bila masih memakai pewarna alam.
Pembatik tulis umumnya wanita, pembatik cap dan petugas pewarnaan umumnya pria - mungkin kerana kerja fizikal yang relatif berat. Warna akhir batik ditentukan juga oleh banyaknya sinar matahari yang bisa didapatkan.
Besarnya peranan individu dan faktor membuat setiap helai batik tulis dan cap tak akan sama persis dengan helai berikutnya walaupun dikerjakan atas pola sama oleh pembatik yang sama.
Keunikan proses dan filosofi di sebalik motif-motif klasik inilah yang mendorong UNESCO untuk memberikan pengakuan (pengiktirafan) di atas.
Bagi orang Indonesia sendiri, batik umumnya dikenali dari Jawa dan Madura walau juga bisa ditemukan di beberapa daerah di Sumatera - kemungkinan besar dibawa perantau atau pedagang sejak paling tidak abad ke-19.
Pada 2 Oktober 2009 batik Indonesia diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi (tidak ternilai) oleh UNESCO untuk teknik, simbolisme dan budaya yang terkait pada pembuatannya.
Bagaimana Batik Dihasilkan?
Secara tradisional, batik terdiri dari batik tulis (hand drawn) dan batik cap (hand stamp). Inspirasi visual datang dari imaginasi sang pembatik yang kemudian dituangkan ke sehelai kain lewat canting untuk batik tulis atau alat cap dengan menggunakan sejenis tinta khusus yang disebut malam.
Beberapa batik menggabungkan metode (kaedah) tulis dan cap dalam helai yang sama. Pewarnaan batik berlangsung beberapa kali tergantung dari kerumitan visual yang dituju, apalagi bila masih memakai pewarna alam.
Pembatik tulis umumnya wanita, pembatik cap dan petugas pewarnaan umumnya pria - mungkin kerana kerja fizikal yang relatif berat. Warna akhir batik ditentukan juga oleh banyaknya sinar matahari yang bisa didapatkan.
Besarnya peranan individu dan faktor membuat setiap helai batik tulis dan cap tak akan sama persis dengan helai berikutnya walaupun dikerjakan atas pola sama oleh pembatik yang sama.
Keunikan proses dan filosofi di sebalik motif-motif klasik inilah yang mendorong UNESCO untuk memberikan pengakuan (pengiktirafan) di atas.

Jenis-Jenis Batik Indonesia
Secara umum batik di Jawa sering difahami melalui dikotomi batik Solo-Yogyakarta dan batik pesisiran seperti Pekalongan, Lasem, Cirebon, Betawi, Garut dan Tasikmalaya.
Yang pertama dikenali dengan motif-motif klasik sarat filosofi dalam warna-warna tanah atau biru tua, sementara yang kedua biasanya berwarna terang dan bercorak meriah.
Batik dari beberapa daerah di Sumatera cenderung mirip batik pesisiran dan batik Madura bahkan lebih banyak lagi motif dan warnanya.
Batik Surakarta (juga dikenali sebagai Solo) dan Yogyakarta, dua pusat kerajaan tua Jawa, memiliki banyak motif klasik seperti gurdo, parang, truntum dan kawung. Parang, seperti namanya, adalah simbol senjata dan awalnya hanya dibuat untuk pria. Truntum melambangkan bunga bersemi dan bererti kasih-sayang, umum dipakai saat menikahkan anak. Kawung terinspirasi bunga kawung/aren, bentuk geometriknya melambangkan kehidupan manusia (cycle of life). Gurdo dari burung garuda, sumber kekuatan dan kekuasaan.
Dahulu, gurdo dan kawung hanya boleh dipakai keluarga kerajaan (diraja).
Secara umum batik di Jawa sering difahami melalui dikotomi batik Solo-Yogyakarta dan batik pesisiran seperti Pekalongan, Lasem, Cirebon, Betawi, Garut dan Tasikmalaya.
Yang pertama dikenali dengan motif-motif klasik sarat filosofi dalam warna-warna tanah atau biru tua, sementara yang kedua biasanya berwarna terang dan bercorak meriah.
Batik dari beberapa daerah di Sumatera cenderung mirip batik pesisiran dan batik Madura bahkan lebih banyak lagi motif dan warnanya.
Batik Surakarta (juga dikenali sebagai Solo) dan Yogyakarta, dua pusat kerajaan tua Jawa, memiliki banyak motif klasik seperti gurdo, parang, truntum dan kawung. Parang, seperti namanya, adalah simbol senjata dan awalnya hanya dibuat untuk pria. Truntum melambangkan bunga bersemi dan bererti kasih-sayang, umum dipakai saat menikahkan anak. Kawung terinspirasi bunga kawung/aren, bentuk geometriknya melambangkan kehidupan manusia (cycle of life). Gurdo dari burung garuda, sumber kekuatan dan kekuasaan.
Dahulu, gurdo dan kawung hanya boleh dipakai keluarga kerajaan (diraja).


Pekalongan adalah salah satu kota tua di pantai utara pulau Jawa yang telah didatangi saudagar berbagai bangsa selama sekian abad.
Bahkan kaum kolonialis Belanda pun menjadi pembatik di Pekalongan dan mewarisi warna biru seperti porselin Eropah dan motif buketan (buket bunga). Pusat perdagangan batik di Pekalongan adalah kawasan Kauman yang banyak dioperasikan keturunan Arab dan Kedungwuni yang umumnya dimiliki keturunan Cina, tidak jauh dari Muzium Batik di pusat kota.
Bahkan kaum kolonialis Belanda pun menjadi pembatik di Pekalongan dan mewarisi warna biru seperti porselin Eropah dan motif buketan (buket bunga). Pusat perdagangan batik di Pekalongan adalah kawasan Kauman yang banyak dioperasikan keturunan Arab dan Kedungwuni yang umumnya dimiliki keturunan Cina, tidak jauh dari Muzium Batik di pusat kota.

Lasem, juga di pesisir utara Jawa, kaya dengan pengaruh Cina. Sebahagian besar pengusaha batik di pantai utara Jawa, terutama di Lasem dan Pekalongan, adalah keturunan Cina. Warna merah pekat yang dalam bahasa Jawa dinamai abang getih pithik (merah darah ayam) adalah penanda batik dari Lasem.
Cirebon, di pantai utara pulau Jawa di perbatasan Jawa Barat (suku Sunda) dengan Jawa Tengah (suku Jawa), mendapat pengaruh kedua budaya selain pendatang Arab dan Cina yang datang berdagang sejak ratusan tahun lalu.
Motif yang amat terkenal dari Cirebon adalah megamendung, yang melambangkan awan putih besar di langit cerah. Pada tahun 2015, Marks & Spencer menggunakan tekstil cetak motif mega mendung untuk koleksinya, walaupun pakaiannya dibuat di Turki. Selain megamendung, Keraton Kasepuhan Cirebon kadang-kadang menjadi inspirasi batik. Pusat batik Cirebon ada di kawasan Trusmi.
Motif yang amat terkenal dari Cirebon adalah megamendung, yang melambangkan awan putih besar di langit cerah. Pada tahun 2015, Marks & Spencer menggunakan tekstil cetak motif mega mendung untuk koleksinya, walaupun pakaiannya dibuat di Turki. Selain megamendung, Keraton Kasepuhan Cirebon kadang-kadang menjadi inspirasi batik. Pusat batik Cirebon ada di kawasan Trusmi.

Batik juga ditemui di pesisir pantai selatan di Jawa Barat, seperti Garut dan Tasikmalaya yang letaknya bersisian (bersebelahan). Dari beberapa terapan motif seperti parang dalam warna cerah, Garut dan Tasikmalaya juga memiliki motif khas yang diinspirasi hewan (haiwan). Motif bulu ayam berasal dari Garut, sementara merak ngibing (merak menari dalam bahasa Sunda) ditemui di Garut dan juga Tasikmalaya.


Batik di Sumatera banyak dalam bentuk sarung, selain bentuk klasik kain panjang. Selain warna yang cerah seperti batik pesisiran Jawa, motif yang kerap ditemui di batik Sumatera adalah pucuk rebung, sebuah motif yang umum ditemui di songket-songket Sumatera.

Apakah Islam sebagai agama mayoritas (majoriti) di Indonesia menorehkan pengaruhnya pada batik? Ya. Ada batik yang disebut Basurek kerana motifnya bersurat pada kitab suci al-Quran. Berbeza dengan batik lain yang bebas dipakai sebagai bawahan atau atasan, batik Basurek hanya dipakai untuk menutup kepala atau terkadang menutup jenazah.
Kentalnya keislaman di Sumatera membuat batik Basurek antik banyak ditemukan di sana.
Kentalnya keislaman di Sumatera membuat batik Basurek antik banyak ditemukan di sana.

Bahkan politik pernah mempengaruhi batik Indonesia. Saat dijajah Jepang (Jepun) (1942-1945), bahan baku sulit dan tingkat kemampuan rakyat menurun, sehingga pembatik menciptakan kain pagi-sore dengan dua sisi berbeza yang mengesankan dua, bukan satu kain.
Untuk menarik minat komunitas (masyarakat) kolonial Jepang (Jepun), bunga Sakura dan visual seperti kimono banyak dipakai. Batik ini disebut sebagai Jawa Hokokai.
Untuk menarik minat komunitas (masyarakat) kolonial Jepang (Jepun), bunga Sakura dan visual seperti kimono banyak dipakai. Batik ini disebut sebagai Jawa Hokokai.

Batik Indonesia Saat Ini
Setelah sempat ditinggalkan kerana dianggap kuno, batik Indonesia mula hidup lagi pada dekad 1990-an. Tidak hanya terbatas sebagai kain adat tradisional, batik mula dipakai sebagai bahan pakaian kontemporer (kontemporari), mula dari dasi sampai bikini dan interior seperti sarung bantal atau kap lampu. Setelah 2 tahun terhambat pandemik, perayaan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2022 berlangsung meriah.
Diskusi, lokakarya (persidangan) dan pameran berlangsung di banyak kota. Bahkan di jalan utama Jakarta digelar jalan pagi berbusana batik yang diikuti mulai dari anak sekolah, bintang filem, ekspatriat sampai pesepeda (pengayuh basikal).
Setelah sempat ditinggalkan kerana dianggap kuno, batik Indonesia mula hidup lagi pada dekad 1990-an. Tidak hanya terbatas sebagai kain adat tradisional, batik mula dipakai sebagai bahan pakaian kontemporer (kontemporari), mula dari dasi sampai bikini dan interior seperti sarung bantal atau kap lampu. Setelah 2 tahun terhambat pandemik, perayaan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2022 berlangsung meriah.
Diskusi, lokakarya (persidangan) dan pameran berlangsung di banyak kota. Bahkan di jalan utama Jakarta digelar jalan pagi berbusana batik yang diikuti mulai dari anak sekolah, bintang filem, ekspatriat sampai pesepeda (pengayuh basikal).

Demikian kisah batik kali ini. Tuan dan puan di Singapura, masih memakai batikkah?
MENGENAI PENULIS:
Lynda Ibrahim adalah penulis dari Jakarta.
Lynda Ibrahim adalah penulis dari Jakarta.
Sumber : BERITA Mediacorp/ss
Ikuti perkembangan kami dan dapatkan Berita Terkini
Langgani buletin emel kami
Dengan mengklik hantar, saya bersetuju data peribadi saya boleh digunakan untuk menghantar artikel dari Berita, tawaran promosi dan juga untuk penyelidikan dan analisis.