Skip to main content

Iklan

Iklan

Komentar

Mudik dibenarkan semula; dijadikan kayu ukur untuk Indonesia anjur sidang G20

Anggaran Waktu Membaca:

JAKARTA: Bandar udara (lapangan terbang), stasiun kereta api, terminal bas, pelabuhan dan jalan tol antara kota sudah mula dipadati oleh mereka yang bergerak menuju kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar setelah dua tahun praktik (amalan) sosial budaya ini terhenti karena pemerintah memberlakukan (menguatkuasakan) larangan perjalanan di akhir bulan Ramadan untuk mencegah penyebaran pandemik COVID-19.

Pasar tradisional dan moden sudah kembali ramai dengan mereka yang belanja berbagai kebutuhan (keperluan) Lebaran - nama lain untuk Hari Raya di Indonesia - termasuk kebutuhan memasak makanan khas Hari Raya yang aromanya sudah mula tercium di dapur-dapur keluarga Indonesia, terlepas dari harga bahan makanan yang naik tajam dan kelangkaan (kekurangan bekalan) minyak goreng yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Tradisi pulang kampung saat Lebaran - dan saat hari-hari besar agama lainnya - yang dikenali sebagai 'mudik' ini akhirnya kembali ke Indonesia setelah pemerintah mengumumkan pada awal April bahawa mudik tahun ini diperbolehkan menyusuli pertimbangan situasi pandemik yang terkendali (terkawal).

Berbeda dengan mudik di masa sebelum pandemik, mudik tahun ini seperti sarat dengan bagasi, baik yang nyata dan yang tidak nyata hingga memancing spekulasi.

Terlepas dari spekulasi yang mungkin dimainkan oleh pemerintah, berita baik dari semua ini adalah diijinkannya (dibenarkan) masyarakat berkumpul dengan keluarga dan kerabat di hari Lebaran.

AKHIRNYA DAPAT BERMUDIK SELEPAS LEBIH 2 TAHUN

Bagi seorang penjual makanan di kantin karyawan di belakang salah satu gedung perkantoran di tengah Jakarta, Wulan, 30-an tahun, ada bagasi yang nyata maupun tidak nyata yang dibawanya tahun ini. Bagasi yang nyata untuknya adalah membawa barang seperlunya karena dia, suaminya yang bekerja sebagai supir ojek online (penunggang motosikal yang menawarkan khidmat teksi motosikal online) dan seorang anaknya yang berusia bawah lima tahun, akan menggunakan bis (bas) ke kampung halaman mereka di Tegal, Jawa Tengah pada 29 April dan kemungkinan akan berdesak-desakan dengan pemudik lainnya selama perjalalan.

<p>(Gambar:&nbsp;Ismira Lutfia Tisnadibrata)</p>

Mudik, menurut kajian sosiologi Universitas Indonesia, Gumilar R. Somantri, mula muncul di kota-kota besar Indonesia sejak awal 1970-an. Mudik menjadi tradisi tahunan turun-temurun yang dimulai ketika ekonomi masyarakat yang merantau ke kota-kota besar membaik dan mereka ingin pulang membagi kesuksesan mereka pada orang tua dan kerabat karena hari libur serentak yang mereka bisa manfaatkan hanya saat Lebaran.

Waktu libur serentak ini mengakibatkan pergerakan manusia yang berjumlah sangat besar di waktu yang hampir bersamaan. Tahun ini, Kementerian Perhubungan memperkirakan ada 85.5 juta pemudik bergerak di seluruh Indonesia, naik sekitar 40% jika dibandingkan dengan jumlah sebelum pandemik.

Sekitar 14.3 juta di antaranya keluar dari wilayah Jakarta dan kota-kota satelitnya dan 47% menggunakan kendaraan peribadi mobil atau sepeda motor.

Setiap tahun, selalu ada kisah antrian (deretan) manusia yang berdesakan masuk ke berbagai alat transportasi dan antrian kendaraan peribadi yang mengular di jalan antara kota dan antara provinsi, saat jalanan di Jakarta dan sekitarnya yang terkenal dengan kemacetan (kesesakan jalan raya) parah justru sepi.

Kisah kemacetan kendaraan peribadi saat mudik yang mungkin paling membekas bagi masyarakat Indonesia adalah tragedi Brexit 2016. Pemudik yang bergerak ke berbagai wilayah di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur terjebak dalam kemacetan sepanjang 16 kilometer selama beberapa hari saat antri keluar dari jalan tol trans Jawa yang baru diresmikan dan pintu keluar tol Brebes Timur atau Brebes Timur exit - Brexit - adalah pintu keluar tol paling ujung pada saat itu.

CABARAN & BAHAYA DALAM PERJALANAN PULANG KE KAMPUNG HALAMAN

Tragedi itu mengakibatkan 17 pemudik meninggal dunia karena kelelahan dan keracunan karbon dioksida mesin pendingin mobil, sementara puluhan lainnya harus mendapatkan perawatan medis (rawatan perubatan).

Untuk mengurangi volume mobil (jumlah kenderaan) dan motor pemudik di jalan, berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta menggelar mudik gratis (secara percuma) dengan bas.

<p>(Gambar: Ismira Lutfia Tisnadibrata)</p>

Pengemudi ojek daring Eko Setianto, 30-an tahun, adalah salah seorang perantau di Jakarta yang memanfaatkan fasilitas (kemudahan) itu pada tahun ini dengan mendaftar mudik gratis menggunakan bas yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuknya serta istri dan dua anaknya termasuk bayi berusia kurang dari satu tahun untuk pulang ke kampung halamannya di Wonogiri, Jawa Tengah.

Bagasi terbesar bagi Eko tahun ini adalah perjuangan mendapatkan empat kursi dengan harus mencoba mengakses laman pendaftarannya berkali-kali sampai berhasil melalui pendaftaran daring, karena kursi yang tersedia selalu terisi penuh dengan cepat.

Setidaknya, tahun ini Eko dapat mudik dengan memanfaatkan fasilitas (kemudahan) yang sah disediakan oleh pemerintah. Tahun lalu, Eko berhasil mudik walau sebentar saja, dengan mengambil waktu di luar masa larangan mudik yang ditetapkan pemerintah dan mencari operator bus antara kota yang bersedia jalan dengan segala resikonya.

MUDIK BANTU RANCAKKAN EKONOMI INDONESIA

Seiring berjalannya waktu, mudik juga menjadi indikator kesuksesan ekonomi di tingkat peribadi hingga nasional.

Perputaran uang (wang) menjadi lebih cepat pada masa libur Lebaran. Sudah terbukti selama ini, mudik menggerakkan ekonomi daerah. Perjalanan dari ibu kota dan kota-kota besar lainnya menuju kota-kota yang lebih kecil, menggairahkan perekonomian (merancakkan ekonomi).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pada 18 April perputaran uang selama musim mudik tahun ini diperkirakan mencapai 72 triliun rupiah.

Bagi Wulan, situasi ekonomi di tingkat peribadi adalah salah satu bagasi yang dibawanya tahun ini. Jumlah pelanggan yang makan di kantinnya jauh berkurang selama masa pandemik ini membuat situasi ekonomi keluarganya sangat sulit.

Terlepas dari kesulitan ekonomi mereka, Wulan mengatakan mereka tetap akan mudik karena yang terpenting bagi mereka adalah bisa bertemu kembali dengan orang tua mereka setelah dua tahun tidak mudik mengikuti anjuran pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona (koronavirus).

PEMERINTAH INDONESIA TETAPKAN SYARAT MUDIK

Tahun ini pemerintah menetapkan beberapa syarat bagi pemudik untuk bepergian dengan kendaraan umum, seperti sudah divaksin lengkap.

Pro-kontra syarat vaksinasi lengkap untuk mudik selalu ada, terutama bagi mereka yang anti-vaksin, namun satu hal yang pasti, Wulan dan suaminya sudah divaksin lengkap tiga kali dan kondisi mereka yang tervaksin ini adalah bagasi tidak nyata, namun dengan hasil nyata, yang mereka bawa sebagai oleh-oleh untuk orang tua dan keluarga mereka di kampung.

<p>(Gambar:&nbsp;Ismira Lutfia Tisnadibrata)</p>

Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) memang belum secara resmi menyatakan pandemik selesai tapi setidaknya dengan pemerintah memberi izin mudik, mengesahkan bahawa penyebaran virus sudah semakin terkendali.

Tapi apakah benar sudah terkendali atau memang secara alamiah virus ini juga mengalami perubahan karena masyarakat semakin kuat imunitasnya sehingga virus tidak lagi mampu menginfeksi tubuh?

Mungkin saja yang terakhir, seperti yang dikatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 18 April bahawa hasil penelitian antibodi tubuh terhadap virus yang dilakukan kementerian dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menunjukkan antibodi masyarakat Indonesia meningkat menjadi 99.2%, yang berasal dari vaksinasi mahupun dari infeksi (jangkitan).

MUDIK DIJADIKAN KAYU UKUR UNTUK ANJUR ACARA SKALA BESAR

Hasil survei (tinjauan) inilah yang digunakan untuk memutuskan kebijakan mudik Lebaran tahun ini.

Konferensi tingkat tinggi G-20 yang tinggal beberapa bulan lagi mungkin akan lebih lancar jika Indonesia bisa menjadikan kegiatan mudik tahun ini berhasil tanpa lonjakan kasus. Kredibilitas (Kewibawaan) Indonesia, yang tahun ini mendapat giliran sebagai Presiden G20, atas keberhasilan mudik tahun ini akan memberi keyakinan kepada negara-negara anggota untuk datang ke Bali.

Untuk dapat hadir semua di Bali mungkin ada beberapa komplikasi yang harus dihadapi, dengan kemungkinan hadirnya Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sudah diundang sebelum invasi (pencerobohan) Rusia ke Ukraine.

Kehadirannya mungkin akan membuat pimpinan beberapa negara anggota enggan berada di satu forum dengannya.

Setidaknya, bagi Indonesia hal ini menunjukkannya sebagai tuan rumah yang tidak berpotensi menyebarkan virus.

<p>(Gambar:&nbsp;Ismira Lutfia Tisnadibrata)</p>

Bagi Presiden Joko Widodo, kesuksesan pertemuan tingkat tinggi ini akan menjadi salah satu penutup yang manis menjelang akhir masa jabatannya (tempoh penggalnya sebagai Presiden Indonesia) pada 2024.

Terlepas dari bagasi yang dibawa pemudik dan pemerintah, mari kita manfaatkan kesempatan bertemu keluarga dan kerabat, dengan mematuhi protokol kesehatan. Bagi Wulan, bagasi seperti kesulitan ekonomi atau perjalanan yang berat menuju kampung halaman tidak pernah menghalanginya untuk menjalankan tradisi mudik setiap tahun, dan hanya pandemik yang berhasil menghentikannya selama dua tahun terakhir.

Selamat Hari Raya Idul Fitri!

MENGENAI PENULIS:
Ismira Lutfia Tisnadibrata adalah penulis yang berpangkalan di Jakarta.

Sumber : BERITA Mediacorp/nk
Anda suka apa yang anda baca? Ikuti perkembangan terkini dengan mengikuti kami di Facebook, Instagram, TikTok dan Telegram!

Ikuti perkembangan kami dan dapatkan Berita Terkini

Langgani buletin emel kami

Dengan mengklik hantar, saya bersetuju data peribadi saya boleh digunakan untuk menghantar artikel dari Berita, tawaran promosi dan juga untuk penyelidikan dan analisis.

Iklan

Lebih banyak artikel Berita

Iklan