Skip to main content

Iklan

Iklan

Dunia

Ombak Perubahan: Semboyan dibunyikan, ribuan penduduk Aceh doakan korban tsunami di majlis peringatan

Anggaran Waktu Membaca:

BANDA ACEH: Seawal jam 7 pagi lagi, orang ramai sudah datang ke Kuburan Massal Ulee Lheue bagi memperingati anggota keluarga dan teman yang terkorban dalam bencana tsunami 2004.

Lebih 14,000 mangsa tsunami yang terkorban dikebumikan di situ.

Namun, cuma ada kurang 10 batu nisan kerana hampir semua tidak dapat dikenal pasti.

Anggota keluarga dan sahabat handai yang hadir membacakan doa dan menabur bunga di pusara.

Pendakwah terkenal Indonesia, Aa Gym juga hadir untuk memimpin bacaan doa.

SEMBOYAN DIBUNYIKAN, PENDUDUK BERTAFAKUR SEJENAK

Tepat jam 8.00 pagi pula, semboyan dibunyikan dan seluruh Aceh sepi dan bertafakur sejenak.

Gambar: Nazirah Jamzuri

Acara memperingati tsunami itu diteruskan di Masjid Raya Baiturrahman.

Dianggarkan sekitar 6,000 orang juga berkumpul di masjid itu bagi mendoakan dan mengenang 170,000 nyawa penduduk Aceh yang diragut tsunami dahsyat 20 tahun lalu.

Acara ini yang lazimnya diadakan setiap tahun, dianjurkan pada skala lebih besar tahun ini sempena dua dekad tsunami.

Tahun ini, ia bertemakan 'Aceh Thanks The World' untuk merakamkan penghargaan kepada negara-negara yang telah membantu Aceh selepas tsunami termasuk Singapura.

Bagi ramai yang ditemui, acara ini sangat bermakna buat mereka bagi mengenang mangsa yang terkorban.

"Hari ini hari memperingati kita mengenang kembali peristiwa tsunami, para sahabat, para keluarga, semua yang sudah berpulang ke rahmatullah dari musibah tersebut. Jadi kita ingin merasakan lagi bagaimana kehilangan. Dengan kita rasakan kehilangan, kita boleh berdoa untuk mereka," kata antara hadirin, Cik Elly Silviani.

Bagi seorang lagi hadirin, Encik Zulkaida, "Dengan adanya tsunami ini kita harus boleh bangkit, boleh maju dan lebih berkembang di masa yang akan datang dan harapan-harapan kami selaku warga Aceh, semoga Aceh ini menjadi negeri yang batu kapur, negeri yang penuh barakah, yang penuh dengan kedamaian"

MANGSA TSUNAMI BERKONGSI CERITA, JADI PERINGATAN BUAT YANG LAIN

Selain ceramah oleh Aa Gym, para hadirin juga mendengar pengalaman mangsa tsunami Aceh seperti Cik Delisa Fitri Rahmadani yang kehilangan sebelah kakinya.

Acara sebegini menurutnya penting untuk dijadikan peringatan dan muhasabah diri buat masyarakat Aceh.

Malah, Cik Delisa juga memberikan tongkat dan kaki palsunya ke Muzium Tsunami Aceh untuk pengunjung mengenang tragedi itu.

Pelbagai lagi artifak tsunami dan kisah mangsa dipamerkan di muzium ini.

"Di depan Masjid Baiturrahim, saya nampak kakak saya kecelakaan," kongsi Cik Delisa, sebak.

"Saya lihat ke belakang air laut itu sudah mula naik jadi gelombangnya tinggi dan hitam. Tidak lama kemudian, ia mengempas diri saya dan waktu saat itu, saya merasakan seperti jatuh ke asfalt, rasanya sampai saya tidak sedarkan diri dan kembali sedar itu di dalam air jadi saya hanyut. Jadi yang keluar itu hanya kepala saya dan setengah tubuh saya di dalam air," tambahnya.

Cik Delisa yang kehilangan sebelah kakinya berkongsi pengalaman ngeri itu di majlis peringatan sempena 20 tahun tsunami melanda Aceh. (Gambar: Nazirah Jamzuri)

Cik Delisa diselamatkan oleh seorang penduduk.

Akibat keadaan kakinya yang tercedera parah, beliau terpaksa menjalani amputasi.

"Sekarang ini 20 tahun tsunami Aceh. Saya masih berusaha berdamai dengan diri sendiri, menyesuaikan dengan diri sendiri, dengan lingkungan saya saat ini. Saya kehilangan ibu, kehilangan kakak, dan saat ini saya juga kehilangan ayah saya. Saya juga menjadi seorang kurang upaya. Kaki saya diamputasi dan saya menggunakan kaki palsu saat ini," kongsi Cik Delisa kepada wartawan Nazirah Jamzuri.

"Tentunya dalam 20 tahun ini, bagaimana cara saya bangkit adalah dukungan orang-orang terdekat dari saya, terutama waktu itu, saya masih ada ayah. Ayah membantu saya untuk menerima keadaan saya," tambahnya.

Cik Delisa juga berharap Aceh dapat bangkit daripada bencana dahsyat itu dan kini sama-sama menyumbang kepada yang memerlukan.

"Aceh selama ini sudah dibantu oleh lembaga-lembaga di luar, sekarang internasional dan pemerintahan dan juga masyarakat-masyarakat baik di Indonesia maupun dari luar. Menurut saya, inilah saatnya Aceh sudah ditolong dan ini saatnya kami juga menolong," katanya.

Aceh merupakan wilayah paling teruk terjejas akibat tsunami dahsyat itu yang melanda Lautan Hindi pada 2004.

Sumber : BERITA Mediacorp/iz
Anda suka apa yang anda baca? Ikuti perkembangan terkini dengan mengikuti kami di Facebook, Instagram, TikTok dan Telegram!

Ikuti perkembangan kami dan dapatkan Berita Terkini

Langgani buletin emel kami

Dengan mengklik hantar, saya bersetuju data peribadi saya boleh digunakan untuk menghantar artikel dari Berita, tawaran promosi dan juga untuk penyelidikan dan analisis.

Iklan

Lebih banyak artikel Berita

Iklan